Kata kunci
"Di antara akhlak seorang mukmin
adalah berbicara dengan baik, bila mendengarkan pembicaraan tekun, bila
berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji ditepati.”
(HR. Ad-Dailami)
Banyak dijumpai orang
yang pandai namun dengan kepandaiannya malah menghancurkan diri sendiri. Suatu
contoh, korupsi sebagai kegagalan akhlak yang membentengi diri terhadap godaan
duniawi. Maka, pelajaran budi pekerli layak untuk kembali di cermati.
Kunci pertama membentuk pribadi yang
berbudi ialah berbicara
yang baik. Penting bagi kita untuk memilih kata dan memahami siapa lawan bicara
kita. ibarat kita memilih baju, kita tidak bisa memaksakan menggunakan gaun
untuk dipakai ke kampus, dirumah ataupun berbelanja. Semua ada takarannya, jika
diabaikan tragedy ‘salah kostum’ adalah imbalannya. Seperti halnya ketika kita
berbicara. Ucapan yang baik tidak harus selalu menggunakan bahasa yang baku dan
kaku. Santun! Itulah poin pentingnya. Ada baiknya apabila kita menerapkan pola
bicara yang santun pada siapapun lawan bicara kita.
ketika berbicara dengan orang tua trntunya sebagai bentuk penghormatan, kepada teman sebaya, adalah sebagai bentuk
penghargaan dan kepada Yang lebih muda, kita gunakan sebagai
bentuk pengajaran. Tidak ada yang salah, bukan? Adapun adat dalam berbicara
kiranya kita hanya menyampaikan sesuai dengan fakta. Tidak mudah terpancing
dengan suasana dengan menambah bumbu penyedap dalam percakapan. Orang bijak
mengatakan : “ jangan katakan semua yang kamu ketahui, tapi ketahuilah apa yang
kamu katakan”
Kunci kedua adalah mendengarkan.
Mendengarkan sebenarnya adalah pekerjaan yang mudah. Hanya saja tidak semua
orang mau untuk mendengarkan. Yang sering terjadi adalah pertegkaran ataupun
kesalahpahaman terjadi karena kita kurang mendengarkan. Terlalu cepat mengambil
kesimpulan dan kehilangan poin penting yang berupa penjelasan yang seharusnya
kita tau apabila kita mau mendengarkan. Maka tugas anda selanjutnya adalah
mendengarkan dengan tekun. Salah satu contoh sederhana adalah dengan melihat
lawan bicara, hal ini berarti anda menghargai pembicaraan tersebut, dan
mengirim sinyal positif dan menguatkan mental pembicara untuk berbicara dengan
nyaman. Bahkan, sejumlah fakta juga menjelaskan awal dari seseorang jatuh cinta
bisa dilihat dari cara kita marespon apa yang dia katakan, cara kita
memperhatikan, dan tentunya cara kita mendengarkan. Karena seperti yang
disampaikan oleh iklan prudential “Always listening, Always Understanding”.
Karena dengan mendengarkan kita bisa lebih mengerti.
Kunci
ketiga ini tergolong paling mudah. “.. bila berjumpa orang, dia menyambut
dengan wajah ceria.. ” Maka
bisa dipastikan, tugas anda adalah ramah tamah. Baiklah, ini bukan berarti kita
menjadi sok akrab atau sejenisnya. Whether or not, ramah tamah adalah budaya
kita. dunia telah mengakui bahwa orang Indonesia terkenal murah senyum.
Bagaimana sebuah senyum bisa meninggalkan kesan yang begitu mendalam?.
Berdasarkan Anne Ahira (2012), “ kemanapun anda pergi, atau apapun
bahasa yang diucapkan orang, setiap orang di semua budaya dan negara ini
mengerti dan merespon untuk sebuah bahasa universal: senyum J”. Selain
itu, ‘senyum adalah shodaqoh yang paling
murah’. Oleh karena itu, siapkan wajah anda yang paling ceria, dimanapun anda
berada, dan berjumpa dengan siapapun. Karena setiap orang memyukai keindahan,
keramahan dapat memberikan kesan baik bahkan sebelum dimulainya sebuah
perkenalan ataupun percakapan. ‘keep smile J’
Kunci terakhir adalah sebuah komitmen.
Kita akan belajar untuk memahami mengapa penting untuk kita dalam menepati
janji. Secara simple, janji dapat diartikan sebuah kesanggupan. Janji merupakan
kesepakatan yang mengikat kedua belah pihak. Semisal, janji untuk saling
bertemu. Demi pertemuan tersebut, masing – masing dari kita telah mengorbankan
waktu dan mengesampingkan urusan yang lain. Bayangkan berapa kerugian yang kita
alami, bagi seorang pebisnis, perjanjian berarti sebuah pertaruhan intergritas.
Ketika kita mengingkari sebuah janji yang telah disepakati, maka sama halnya
dengan kita mencoreng profesionalitas kita. hal yang selanjutnya terjadi adalah
: kehancuran karir kita. oleh sebab itu, jangan mudah memberi janji. Cukup
dengan mengatakan insyaAllah,
Baiklah, kali
ini kita belajar untuk berbicara dengan baik, bersedia mendengarkan dengan
seksama, selalu memasang wajah ceria dan tidak lupa untuk menepati janji. Maka,
bersiaplah anda mendapat nilai A dalam mata kuliah budi pekerti. Dengan
masyarakat sebagai dosennya dan lingkungan sebagai tempat belajarnya.
0 komentar