Kata kunci

by - 21.44



"Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, bila mendengarkan pembicaraan tekun, bila berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji ditepati.” (HR. Ad-Dailami)

Banyak dijumpai orang yang pandai namun dengan kepandaiannya malah menghancurkan diri sendiri. Suatu contoh, korupsi sebagai kegagalan akhlak yang membentengi diri terhadap godaan duniawi. Maka, pelajaran budi pekerli layak untuk kembali di cermati.

Kunci pertama membentuk pribadi yang berbudi ialah  berbicara yang baik. Penting bagi kita untuk memilih kata dan memahami siapa lawan bicara kita. ibarat kita memilih baju, kita tidak bisa memaksakan menggunakan gaun untuk dipakai ke kampus, dirumah ataupun berbelanja. Semua ada takarannya, jika diabaikan tragedy ‘salah kostum’ adalah imbalannya. Seperti halnya ketika kita berbicara. Ucapan yang baik tidak harus selalu menggunakan bahasa yang baku dan kaku. Santun! Itulah poin pentingnya. Ada baiknya apabila kita menerapkan pola bicara yang santun pada siapapun lawan bicara kita. ketika berbicara dengan orang tua trntunya sebagai bentuk  penghormatan, kepada teman sebaya, adalah sebagai bentuk penghargaan dan kepada  Yang lebih muda, kita gunakan sebagai bentuk pengajaran. Tidak ada yang salah, bukan? Adapun adat dalam berbicara kiranya kita hanya menyampaikan sesuai dengan fakta. Tidak mudah terpancing dengan suasana dengan menambah bumbu penyedap dalam percakapan. Orang bijak mengatakan : “ jangan katakan semua yang kamu ketahui, tapi ketahuilah apa yang kamu katakan”

Kunci kedua adalah mendengarkan. Mendengarkan sebenarnya adalah pekerjaan yang mudah. Hanya saja tidak semua orang mau untuk mendengarkan. Yang sering terjadi adalah pertegkaran ataupun kesalahpahaman terjadi karena kita kurang mendengarkan. Terlalu cepat mengambil kesimpulan dan kehilangan poin penting yang berupa penjelasan yang seharusnya kita tau apabila kita mau mendengarkan. Maka tugas anda selanjutnya adalah mendengarkan dengan tekun. Salah satu contoh sederhana adalah dengan melihat lawan bicara, hal ini berarti anda menghargai pembicaraan tersebut, dan mengirim sinyal positif dan menguatkan mental pembicara untuk berbicara dengan nyaman. Bahkan, sejumlah fakta juga menjelaskan awal dari seseorang jatuh cinta bisa dilihat dari cara kita marespon apa yang dia katakan, cara kita memperhatikan, dan tentunya cara kita mendengarkan. Karena seperti yang disampaikan oleh iklan prudential “Always listening, Always Understanding”. Karena dengan mendengarkan kita bisa lebih mengerti.

Kunci ketiga ini tergolong paling mudah. “.. bila berjumpa orang, dia menyambut dengan wajah ceria.. ”  Maka bisa dipastikan, tugas anda adalah ramah tamah. Baiklah, ini bukan berarti kita menjadi sok akrab atau sejenisnya. Whether or not, ramah tamah adalah budaya kita. dunia telah mengakui bahwa orang Indonesia terkenal murah senyum. Bagaimana sebuah senyum bisa meninggalkan kesan yang begitu mendalam?. Berdasarkan Anne Ahira (2012), “ kemanapun anda pergi, atau apapun bahasa yang diucapkan orang, setiap orang di semua budaya dan negara ini mengerti dan merespon untuk sebuah bahasa universal:  senyum J”.  Selain itu,  ‘senyum adalah shodaqoh yang paling murah’. Oleh karena itu, siapkan wajah anda yang paling ceria, dimanapun anda berada, dan berjumpa dengan siapapun. Karena setiap orang memyukai keindahan, keramahan dapat memberikan kesan baik bahkan sebelum dimulainya sebuah perkenalan ataupun percakapan. ‘keep smile J

Kunci terakhir adalah sebuah komitmen. Kita akan belajar untuk memahami mengapa penting untuk kita dalam menepati janji. Secara simple, janji dapat diartikan sebuah kesanggupan. Janji merupakan kesepakatan yang mengikat kedua belah pihak. Semisal, janji untuk saling bertemu. Demi pertemuan tersebut, masing – masing dari kita telah mengorbankan waktu dan mengesampingkan urusan yang lain. Bayangkan berapa kerugian yang kita alami, bagi seorang pebisnis, perjanjian berarti sebuah pertaruhan intergritas. Ketika kita mengingkari sebuah janji yang telah disepakati, maka sama halnya dengan kita mencoreng profesionalitas kita. hal yang selanjutnya terjadi adalah : kehancuran karir kita. oleh sebab itu, jangan mudah memberi janji. Cukup dengan mengatakan insyaAllah,
                   Baiklah, kali ini kita belajar untuk berbicara dengan baik, bersedia mendengarkan dengan seksama, selalu memasang wajah ceria dan tidak lupa untuk menepati janji. Maka, bersiaplah anda mendapat nilai A dalam mata kuliah budi pekerti. Dengan masyarakat sebagai dosennya dan lingkungan sebagai tempat belajarnya.


You May Also Like

0 komentar