Billy dan Pohon Pir
Hi kawanku..
Ketertarikan saya pada dunia sastra dimulai dari kebiasaan bunda saya membacakan cerita pendek di penghujung hari saya. Tutur bahasanya membuat imajinasi saya meluap dipenuhi potongan gambar sesuai dengan alur cerita yang saya dengar. saya masih ingat, dahulu kala bunda rutin membelikan majalah Bobo yang ketika itu masih harganya Rp. 2000. Cerita tentang Oki dan Nirmala, Bona dan Rong - rong ataupun cerita pendek adalah bagian yang paling saya suka. Alkisah, ada suatu cerita yang mengena dan masih saya ingat sampai saat ini. Entah mengapa, saya pikir ini bagus.. maka saya akan mencoba menceritakan ulang tentang kisah tersebut.. cerita tentang Billy dan pohon pir..
Ketertarikan saya pada dunia sastra dimulai dari kebiasaan bunda saya membacakan cerita pendek di penghujung hari saya. Tutur bahasanya membuat imajinasi saya meluap dipenuhi potongan gambar sesuai dengan alur cerita yang saya dengar. saya masih ingat, dahulu kala bunda rutin membelikan majalah Bobo yang ketika itu masih harganya Rp. 2000. Cerita tentang Oki dan Nirmala, Bona dan Rong - rong ataupun cerita pendek adalah bagian yang paling saya suka. Alkisah, ada suatu cerita yang mengena dan masih saya ingat sampai saat ini. Entah mengapa, saya pikir ini bagus.. maka saya akan mencoba menceritakan ulang tentang kisah tersebut.. cerita tentang Billy dan pohon pir..
Long
time ago, hiduplah seorang anak bernama billy, dia adalah anak yang ceria, dan
selalu bersemangat membantu orang tuanya mencari kayu bakar di hutan, billy
mempunyai kawan yang selalu diajak bermain, ialah si pohon pir. Setelah kayu
bakar terkumpul, billy pasti mengunjungi pihon pir.
“ hi pohon pir, bagaimana harimu, menyenangkan?”
“akan terasa menyenangkan jika kita bermain bersama, billy”
“ohh baiklah, aku akan memanjat dan menggelitiki dahanmu”
“hahaha.. ya billy naiklah”
Begitulah yang mereka lakukan setiap hari,
Hingga suatu ketika, billy telah beranjak remaja, ketika
hendak bermain, billy berjalan mendekati pohon pir dengan wajah sedih.
“Ohh billy, tidak kah harimu menyenangkan?”
“tidak pohon pir. Sangat buruk”
“baiklah, mari kita bermain saja”
“Hemh.. aku tidak bisa”
Pohon pir menangkap sinyal kesedihan, kemudian billy
menceritakan bahwa ia ingin mempunyai
mobil – mobilan seperti anak desa
lainnya, tapi orang tua billy tak mampu membelikannya.
“ya sudah billy, jika memang begitu, petiklah seluruh buah
pir ku, lantas jual buahnya ke kkota. Dengan begitu kau punya uang untuk
membeli mobil mainan itu.”
“Sungguh? Yah.. baiklah!”
Billy bersemangat memanjat pohon pir untuk memetik buahnya.
“trima kasih banyak, sahabatku” ucap billy
“my pleasure, billy”
Billy pun menjual buah tersebut dan mampu membeli mainan
yang di inginkan, namun ia sekarang asik bermain dengan kawannya dan melupakan
pohon pir.
Bertahun – tahun kemudian, billy kembali mengunjungi pohon
pir.
“Ohh.. billy akhurnya kau kemari, ayo kita bermain”
“aku tak bisa, aku sekarang sudah dewasa”
“Ohh begitu.. lantas apa yang membawamu kemari?”
“aku telah menikah”
“wow.. itu bagus”
“yeah .. tapi aku tidak punya rumah untuk di tinggali, aku
tidak punya bata untuk membuatnya”
“jangan bersedih, tebanglah seluruh dahanku yang kuat ini
untuk membangun runahmu yang nyaman”
Billy lantas menebang seluruh dahan tersebut, hingga tersisa
badan pohon itu berdiri.
“trima kasih banyak, sahabatku” ucap billy”
“my pleasure, billy”
Setelah membangun rumah dan berkeluarga, billy terlalu sibuk
dan tak perbah lagi mengunjungi pohon pir.
Hingga suatu hari, billy menemui si pohon pir.
“hai billy, lama tidak bertemu, ayo kita bermain”
“aku tidak bisa, aku harus berlayar untuk berdagang. Tapi
aku tak ada perahu”
“Ohh.. jangan sedih billy, tebanglah batangku ini, jadikan
kawanmu berlayar”
Billy lantas menebang tubuh batang tersebut hingga
menyisakan akar pohon”
“trima kasih banyak, sahabatku”
“my pleasure, billy”
Selalu seperti itu, billy tak lagi kembali, sampai musim
kemarau di suatu masa, billy berjalan mendekati pohon pir.
“Ohh billy aku senang kau kemari, tapi aku sudah tidak punya
apa – apa lagi yang bisa ku berikan padamu”
“aku tidak minta apapun lagi, tidak ada gigi yang kuat untuk
mengunyah buahmu yang segar, atau badan yang kuat untuk memanjat dahanmu yang
kuat. Aku hanya butuh tempat beristirahat
di masa tuaku”
“ohh.. mari berbaringlah di akar-akar tuaku, billy”
billy pun merebahkan tubuhnya di akar- akar pohon pir.
Demikianlah, pohon pir lakasana orang tua dengan kasih pada
anak nya yang berlaku sepanjang masa, mencukupkan kebutuhannya dengan segala
daya yang dipunya. Hingga sampai masa anak tak lagi berdaya, tempat terbaik
untuk kembali adalah rumah, dalam pangkuan dan dekap hangat orang tua.
kasih ibu kebada betatak terhingga sepanjang masahanya memberi.. tak harap kembalibagai sang surya, menyinari dunia ..
0 komentar